• Jelajahi

    Copyright © Radarsalem.Com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Terpopuler

    Week

    Months

    Year

    Iklan5

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan4

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan 3

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan2

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan

    Kisah Bocah Pemulung di Brebes, Tak Punya Biaya untuk Sekola

    Casro Septiana
    01 Januari 2022, 20:52 WIB Last Updated 2022-02-01T01:08:44Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    RADARSALEM.COM - Ainu Rofiq yang seharusnya sudah duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD) terpaksa harus menunda keinginannya untuk bersekolah dan menjadi pemulung.

    Alasan ekonomi, menjadikan Rofiq yang tahun ini berusia 8 tahun belum mampu bersekolah. Ia harus fokus mencari uang untuk membantu menghidupi keluarganya.

    Rofiq tinggal di sebuah rumah petak berukuran 4×7 meter di RT 04 RW 16, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

    Rumahnya berjarak sekitar 200 meter di belakang Kantor Bupati Brebes. Rofiq tinggal bersama nenek, ibu, dan kedua adiknya.

    Sedangkan ayah Rofiq, Supriyadi (31) sudah pergi merantau ke Jakarta dan belum ada kabar lebih dari setahun.

    Sejak pagi hari, Rofiq pergi dari rumah untuk mencari dan memunguti barang bekas yang bisa dijual.

    Dengan membawa karung ia berjalan tanpa alas kaki menyusuri perkampungan hingga perkotaan.

    Barang bekas ia bawa pulang untuk kemudian disortir bersama keluarganya sebelum dijual.

    April Triana (27), ibu dari Rofiq mengatakan, Rofiq merupakan anak pertama dengan dua adik yang masih berusia 4 tahun dan 9 bulan.

    Selain Rofiq, April sendiri juga kerap membantu mencari barang bekas. Meski hasilnya tak seberapa, setidaknya cukup untuk makan sehari-hari.

    "Kadang dapat Rp 20.000, kadang Rp 10.000. Kalau ayahnya di Jakarta lama belum pulang dan belum ada kabar," kata April, kepada wartawan, Kamis (6/1/2022).

    April menyebut, anaknya sudah masuk usia sekolah dasar. Karena tak memiliki biaya untuk mendaftarkan sekolah, April terpaksa menundanya.

    Pasalnya, uang yang didapat dari hasil memulung barang bekas hanya cukup untuk makan sehari-hari, bahkan terkadang kurang.

    "Baru cukup untuk makan. Inginnya daftarkan ke sekolah, tapi bagaimana, bingung belum ada biaya," pungkas April.

    Ketua RW 16, Kelurahan Pasarbatang, Brebes, Baidowi menyebut, meski keluarga miskin, tapi keluarga Rofiq belum tersentuh bantuan pemerintah.

    "Keluarga ini belum menerima bantuan apa pun. Baik bantuan PKH, atau sembako, dan lainnya. Mereka memulung untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.

    Sumber: kompas.com
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Bisnis

    +