• Jelajahi

    Copyright © Radarsalem.Com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Terpopuler

    Week

    Months

    Year

    Iklan5

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan4

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan 3

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan2

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan

    ATHENA-REVIEW-1

    Iklan

    Terungkap! 3 Modus Whatsapp Kuras Rekening, Jangan Tertipu

    15 Agustus 2023, 02:54 WIB Last Updated 2023-08-14T19:54:00Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    RADARSALEM - Modus penipuan yang menguras rekening korbannya saat ini cukup marak terjadi. Salah satunya melalui kiriman undangan di aplikasi WhatsApp.

    Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan para penipu itu akan membuat akun rekening, yang menurut hasil investigasi rekening tersebut dibuat oleh orang lain.


    Setelah rekening jadi, orang tersebut akan diberi uang dan rekening akan ada di tangan penipu. "Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar abis itu kasih upah abis itu akun bank mereka ambil," jelas Semuel.


    Berikut beberapa modus penipuan yang bisa menguras rekening korbannya:


    1. Tawaran Menggiurkan

    Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan salah satu ciri penipuan adalah adanya tawaran yang tidak masuk akal atau bombastis. Misalnya menawarkan harga ponsel yang jauh lebih murah dari harga pasar.


    "Jangan terkecoh tawaran-tawaran tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp 10 juta bisa dengan saya Rp 2 juta. Sudah pasti scam," kata Semuel dalam acara Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian, dikutip Sabtu (12/8/2023).


    2. Telepon, Chat, atau SMS Tidak Jelas

    Ciri kedua yang dijelaskan Semuel adalah adanya pesan tidak jelas dari orang yang tidak dikenal. Ini bisa berupa telepon, WhatsApp maupun SMS.


    "Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Kekepoan masyarakat main klik aja," ujarnya.


    3. Penipuan Social Engineering

    Cara terakhir adalah dengan social engineering. Para penipu akan menggunakan kelemahan korbannya untuk bisa melakukan kejahatannya.


    "Menggunakan social engineering, kelemahan-kelemahan kita," kata Semuel.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Bisnis

    +