RADARSALEM - Setelah mengalami lonjakan pengguna baru hanya beberapa hari setelah diluncurkan, Threads mulai dihantui akun spam dan bot yang makin merajalela. Akibatnya, Threads mulai memberlakukan batasan seperti rate limit.
Kebijakan baru ini diumumkan langsung oleh Head of Instagram Adam Mosseri dalam postingannya di Threads. Ia mengatakan pengguna Threads yang aktif mungkin akan tidak sengaja ikut dibatasi saat ingin menggunakan aplikasi atau melihat konten.
"Serangan spam mulai meningkat jadi kami akan memperketat hal-hal seperti rate limits, yang berarti lebih membatasi akun aktif secara tidak sengaja (positif palsu)," kata Mosseri dalam pengumumannya, seperti dikutip dari TechCrunch.
"Jika kalian terdampak dalam perlindungan itu, beri tahu kami," sambungnya.
Dalam balasan di bawah postingan Mosseri, sejumlah pengguna Threads mengeluhkan semakin banyaknya spam yang muncul di kolom komentar postingan mereka dalam beberapa hari terakhir.
Seorang pengguna Threads bahkan mengatakan setengah dari postingannya dibanjiri bot, mulai dari bot terkait judi sampai yang menawarkan uang USD 5.000. Pengguna lainnya mengaku mereka menghabiskan banyak waktu hanya untuk memblokir bot yang mempromosikan situs judi dan kripto.
Jika kebijakan rate limit ini terdengar familiar, itu karena Twitter juga menerapkan hal serupa pada awal bulan ini. Saat itu, pemilik Twitter Elon Musk mengatakan platform-nya sedang menghadapi pengerukan data besar-besaran dan manipulasi sistem, sehingga akses pengguna harus dibatasi.
Awalnya pengguna yang terverifikasi hanya boleh melihat 6.000 postingan dalam sehari, sedangkan pengguna biasa hanya boleh melihat 600 cuitan. Batas ini terus dinaikkan, dan kini pengguna yang terverifikasi bisa melihat 15.000 cuitan dalam sehari.
Threads mengumumkan kebijakan rate limit juga cukup ironis, mengingat banyak pengguna Twitter yang beralih ke aplikasi itu untuk menghindari rate limit. Kebijakan ini langsung ditanggapi dengan tawa dari Elon Musk, dan tulisan "copy 🐈" yang sepertinya mengejek Threads karena tidak berhenti meniru Twitter.
